Strategi Menghadapi El Nino untuk Peternak Sapi
Menurut BMKG, El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Laut Muka (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah.El Nino meningkatkan potensi pertumbuhan awan di samudra dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia sehingga dapat memicu terjadinya kekeringan secara umum di wilayah Indonesia.
Tiga hal yang mempengaruhi performa ternak adalah pakan (feeding), pemuliaan (breeding), dan manajemen. Dalam hal manajemen ternak, lingkungan atau kondisi alam merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan. Ternyata El Nino juga memiliki dampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap ternak. Contoh dampak langsung adalah kondisi suhu tinggi yang dapat menyebabkan heat stress, sedangkan contoh dampak tidak langsung adalah berkurangnya pasokan hijauan pakan ternak akibat berkurangnya persediaan air di lapangan.
Pada saat musim kering untuk mensiasati kekurangan pakan pada ternak sapi dapat dilakukan pembuatan silase maupun haylase. Proses pembuatan silase dan haylase sangat mudah dan sederhana sehingga tidak menyulitkan peternak. Peternak diharapkan peka terhadap isu perubahan kondisi lingkungan alam, sehingga sebelum El Nino terjadi peternak dapat bersiap menanam sebanyak mungkin hijauan pakan untuk persediaan bahan baku pembuatan silase maupun haylase. Selain hijauan pakan yang ditanam, dapat pula berupa limbah pertanian dan perkebunan lainnya seperti jerami padi dan pelepah dan daun sawit serta bungkil sawit.
Strategi lain untuk menghadapi El Nino adalah dengan menjaga suhu lingkungan kandang tetap normal antara 20-21oC dengan cara menyediakan blower dan menyediakan kandang yang beratap bagi ternak untuk mengurangi terik matahari. Selain itu ketersediaan minum ternak harus diperhatikan setiap saat dan membuat tempat penampungan untuk penyimpanan air yang cukup.
(sionita)